Permainan Gaple Semua Kalangan
Domino atau gaple sudah menjadi permainan populer mulai dari masyarakat kelas atas hingga bawah. Terkadang, domino juga dimainkan untuk sekadar mengisi waktu sambil menunggu dagangan di pasar. Alat bantu permainan ini berupa kartu kecil bergambar bulat-bulat merah dalam berbagai jumlah.
Menurut salah seorang warga Tanjungpandan, Belitung, Hendrik (39) permainan domino merupakan suatu permainan sederhana namun memasyarakat. Bahkan digemari hampir seluruh kalangan termasuk kalangan masyarakat menengah ke bawah.
"Bisa dilihat hampir di setiap sudut kota Tanjungpandan ini banyak orang sedang bermain domino. Bahkan di sini terdapat komunitas para pecinta domino atau gaple," ujar Hendrik saat ditemui bangkapos.com sedang asyik bermain gaple dengan rekannya di warung Kopi Bansai, Tanjungpandan, Selasa (26/6/2012).
Selain itu, permainan domino memiliki karakter tersendiri selain dituntu kerja sama tim untuk bekerja sama dengan tujuan memenangkan permainan (game). Namun dalam permainan domino pun para pemain dituntut untuk memiliki tersendiri guna memenangkan permainan domino tersebut,
Hal serupa diungkapkan Joni (36). Menurutnya dengan permainan domino seorang akan merasakan hal yang lebih asyik. Bahkan domino/gaple dapat menghilang tingkat stres, memberikan kesenangan tersendiri hingga dapat mempererat tali silaturahmi.
Selain dengan kartu, permainan domino juga sudah tersedia dalam bentuk balok digital yang terbuat dari bahan pelastik melamin. Cukup banyak situs di internet yang menyediakan permaianan ini. Bedanya, game domino di internet ini tidak harus dimainkan dengan orang. Program komputer bisa menjadi lawan saat pengguna bermain sendirian.
Saat ini, domino sudah banyak dimainkan oleh masyarakat akar rumput. Sangat jarang terlihat para elite menjalankan permainan ini. Padahal, menurut catatan sejarah, saat pertama dibuat domino merupakan persembahan seorang abdi dalem untuk sang kaisar. Hanya para bangsawan lah yang saat itu bisa memainkan domino.
Sejarah domino yang tertulis di pagat.com, memunculkan beberapa versi. Namun demikian, kesemua versi itu sepakat bahwa permainan domino lahir di Cina. Versi pertama menyebutkan bahwa domino mulai dikenal tahun 1120 maseho. Versi kedua mengungkapkan bahwa domino mulai dimainkan oleh tentara Hung Ming pada sekitar tahun 181-234 masehi. Sejarawan lain menyampaikan versi ketiga bahwa domino sudah dikenal pada masa Keung T’ai Kung, sekitar 1.100 tahun sebelum masehi.
Namun ahli sejarah tradisi Cina, Chu Sz Yam lebih mempercayai versi pertama. Menurut dia, permainan ini dibuat oleh seorang pegawai negeri dan dipersembahkan untuk Kaisar Hui Tsung pada tahun 1120. Kemudian oleh Hui Tsung, yakni Kaisar Kao Tsung, permainan ini disebarkan ke seluruh dunia pada periode 1127 hingga 1163.
Dari Cina, permainan ini menyebar hingga Eropa. Ahli sejarah lain bernama Michael Dummet menuliskan dalam buku Game of Tarot, mengungkapkan bahwa di Eropa, domino mulai banyak dimainkan di Naples dan Venice pada awal abad ke-18. Namun di balik itu masih ada pertanyaan, apakah sama antara domino yang dimainkan di Cina dan domino yang dimainkan di Eropa?
Kata domino sendiri, bukan berasal dari Cina. Boleh jadi, saat pertama dipersembahkan kepada kaisar Cina, permainan tersebut masih menggunakan nama yang lain. Kata domino berasal dari bahasa latin ‘dominus’ yang berarti tuan rumah. Dalam bahasa Skotlandia dan Inggris ada juga kata yang merujuk ke situ, yakni ‘domini’ yang berarti kepala sekolah.
Dari sinilah kemudian domino berkembang ke mana-mana hingga sekarang bisa dimainkan oleh semua kalangan. Meski awalnya menjadi permainan para bangsawan, dalam perkembangannya kemudian domino menjadi permainan milik seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya kalangan dewasa, anak-anak pun ada yang bisa memainkan domino.
Bergambar dari sejarah tersebut permainan Domino pun berkembang pesat hingga ke berbagai manca negara, termasuk di negara indonesia tanpa terkecuali di daerah Kabupaten Belitung provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bahkan permainan Domino seakan-akan sampai saat ini masih terus digemari oleh sebagian besar masyarakat Belitung.
Sumber: Pos Belitung ( Ryan Augusta & Fitriadi )
Komentar
Posting Komentar